Semoga bermanfaat...
1. Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis adalah aliran yang berpendapat bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar dirinya. Keyakinan, rasa takut, rasa senang dan keinginan yang tidak di sadari oleh individu tersebut tetapi dapat mempengaruhi perilakunnya. Teori ini dipelopori oleh Sigmund Freud (1896). Menurutnya, kepribadian manusia mulai terbentuk pada umur 5 tahun, hampir semua struktur kepribadian telah terbentuk dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:
a. Id yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia yang merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan, id adalah tabiat hewani .contohnya: ketika seseorang yang mengiginkan sesuatu pasti akan berusaha mendapatkannya apapun cara yang akan digunakan.
b. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas dan menyesuaikan diri dengan realita.Ego ini adalah bagian dari Id, namun sudah mendekat dengan dunia luar untuk mencari dan menemukan objek yang dapat memenuhi kebutuhan.contohnya saat kita lapar maka kita akan bertindak dan berfikir bagaimana rasa lapar itu hilang dan ini adalah ego sedang yang menimbulkan rasa lapar itu sendiri adalah Id.
c. Super ego yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar. Contohnya prilaku seorang anak yang semula dikontrol oleh orangtuanya,tetapi apabila superego telah terbentuk, maka kontrol akan muncul dari dirinya sendiri.
Prespektif psikoanalitik memberikan cara baru untuk memandang beberapa contoh masalah dan semua tindakan kita memiliki suatu peyebab tetapi peenyebab itu lebih sering merupakan motif bawah sadar ketimbang rasional yang menggerakan perilaku kita. Salah satu contoh ketika kita melewati tempat yang begitu seram atau ngeri secara tidak langsung alam bawah sadar kita timbul, sehingga dapat menyebabkan rasa takut muncul yang ditandai dengan bulu kudung kita jadi merinding.
2. Behaviorisme
Teori yang dipelopori oleh John Broadus Watson (1913) dan Burrhus Frederic Skinner ini adalah aliran dalam pikologi yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya. Behaviorisme pada dasarnya adalah gabungan dari empirisme, utilitarianisme, dan hendoisme. Aliran Behaviorisme sebagai reaksi aliran instropeksionisme yang salah satu menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif, behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak saja yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan. Teori dari aliran ini dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Aliran ini juga mempersoalkan bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan,sehingga menimbulkan cabang Psilkologi stimulus-respon (Psikologi S-R) yang mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respon yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut dan ada hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respon tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan skema proses terjadinya Psikologi stimulus-respon yaitu Stimulus/rangsangan Organisme Respon.
Contohnya ketika seorang ibu ingin mengajarkan bagaimana caranya berhitung , ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya dan kemampuan dasar yang dimiliki. Ibu akan berfikir ia sebagai subjek dan anaknya sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang ibu dalam menghadapi anaknya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur subjektifnya. Ditahap ini materi – materi pembelajaran berhitung akan diberikan sebagai bentuk stimulus dari ibu terhadap anaknya. Ibu akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung dan sebab – akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian stimulus) – akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori – teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan universal di kelas – kelas selanjutnya.
Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pembelajaran di rumah dengan penerapan teori behaviorisme. Ibu mengajari sebuah stimulus berupa materi – materi pengajaran dan mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang berupa perubahan tingkah laku dari anak-anaknya. Perubahan tingkah laku dalam bentuk dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mempraktekkan pelajaran yang diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya. ibu tidak melihat bagaimana proses anaknya belajar, ibu hanya melihat bagaimana hasil akhir yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan diberikan tergantung dari bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasilkan.
3. Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi kembali kognitif dari psikologi, dimana memandang bahwa ilmu perilaku dan proses mental. Aliran ini pertama kali dipelopori oleh Carl R . Rogers dan lahir pada awal tahun 70-an ketika psikologi sosial berkembang ke arah paradigma baru manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk yang paham dan berpikir tentang lingkungannya (homo sapiens).
Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengendalikan dorongan-dorongan agresifnya.
Aliran ini memunculkan teori rasionalitas dan mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia .asumsi yang digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak otomatis bahkan mendistorsi lingkungan.
Contohnya seorang mahasiswa yang tidak suka dengan salah satu mata kuliah namun karena didorong oleh rasa tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku. Maka mahasiswa tersebut tetap masuk kuliah agar dapat lulus dengan baik.
4. Aliran Humanistik
Aliran ini dipelopori oleh Abraham Maslow. Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki kesadaran untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar.
Psikologi Humanistik adalah suatu pendekatan mengenai pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Menurut para ahli psikologi, aktualisasi diri adalah motivasi orang yang sehat, jadi manusia yang sadar dan rasio tidak lagi dikontrol oleh peristiwa masa lalu. Bagi Humanistik, aktualisasi diri akan terhambat jika melihat masa lalu. Oleh sebab itu, humanistik lebih melihat pada masa sekarang.
Aliran ini mengganggap manusia selalu berusaha menjadi lebih baik, bukan bagaimana menjadi manusia yang baik melainkan apa adanya kita. Contoh Roni pada awalnya adalah anak yang nakal, lalu dia dimasukan sekolah pesatren oleh orang tuanya. dengan berjalannya waktu Roni terketuk hatinya dan sadar. dia berniat untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan ibadahnya. kesadaran Roni singkron terhadap lingkunyannya yang juga mendukung keinginan Roni untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
No comments:
Post a Comment